Rabu, 14 April 2010

PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK YANG BERKUALITAS DARI LIMBAH PETERNAKAN SAPI DAN BABI DI DESA MARGA DAUHPURI, KECAMATAN MARGA, KABUPATEN TABANAN

PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK YANG BERKUALITAS DARI
LIMBAH PETERNAKAN SAPI DAN BABI DI DESA MARGA DAUHPURI,
KECAMATAN MARGA, KABUPATEN TABANAN
MEGA, I M, I W.DANA ATMAJA, ID .OKA WIDYARSHANA,
I A. SUTY ADNYANI, I N.DIBIA dan DWI PUTRA DARMAWAN.
Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman Denpasar.
ABSTRACT
The training programme of making the qualities organic fertilizers derived from
waste livestock cattle and pig were conducted at Marga Dauhpuri village, Marga
District, Regency of Tabanan, from June until October 2008. The purpose of this
programme was improving society skill on making organic fertilizers.The
methods of programme were : !) giving counseling to livestock farmers who
merged into group of Livestock Sari Buana about : environmental contamination
problem by waste of livestock of cattle and pig, and way of the settlement of
disposal 2) Training of making organic fertilizers ( compost) having quality from
waste of ranch of cattle and pig. The results of devotion activity to this society
were 1) can improve the society awareness specially group of farmer of livestock
Sari Buana about : a) livestock waste deriving from cattle and pig become the
economic valuable substance in order not to spoil environment b) Dirt of pig and
cattle become the organic manure (compost) which is good for crop 2) Can
improve skilled in making organic fertilizers ( compost) having quality from dirt
of cattle and pig 3) The yielding of certifiable compost with the characteristic :
dark brown color, granulous refine, not smell and content of element nutrient
namely : C-Organic ( 3.04 %); N-Total ( 0.41 %), available-P ( 20.56 ppm),
available-K ( 842.31 ppm), C / N ( 7.41) for the compost of cattle dirt, and COrganic
( 3.70 %); N-Total ( 0.16 %), available-P ( 35.91ppm), available-K (
2517.10 ppm), C / N (23.13) for the compost of pig dirt
Key Words : Dirt of cattle and pig, organic fertilizers
PENDAHULUAN
Akibat dari aktifitas kehidupan masyarakat sehari-hari di berbagai tempat,
seperti di pasar, rumah tangga, industri pengolahan hasil pertanian, peternakan,
perkebunan, perikanan, kehutanan, pertanian tanaman pangan dan hortikultura,
terdapat banyak sekali limbah khususnya limbah organik. Limbah yang berbentuk
padat diistilahkan dengan sampah. Timbulnya sampah dirasakan mengganggu
kenyamanan lingkungan hidup dan lebih jauh merupakan beban yang
menghabiskan dana relatif besar untuk menanganinya, masyarakat cendrung lebih
ke arah membuang atau membakar. Persepsi masyarakat terhadap sampah adalah
mengganggu sehingga harus disingkirkan. Persepsi seperti ini harus diganti bahwa
sampah mempunyai nilai ekonomi dan bisa dimanfaatkan dalam memperbaiki
lingkungan (Prihandarini, 2004)
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sampah dapat
diolah sedemikian rupa sehingga menjadi barang yang bermanfaat dan
menguntungkan secara ekonomis. Teknologi yang dapat digunakan dalam
penanganan masalah sampah antara lain adalah pemanfaatan mikroorganisme
sebagai upaya untuk mempercepat proses dekomposisi sampah khususnya sampah
organik menjadi pupuk organik
Pupuk organik merupakan hasil akhir dan atau hasil antara dari perubahan atau
peruraian bagian dan sisa-sisa tanaman dan hewan, misalnya bungkil, guano,
tepung tulang, limbah ternak dan lain sebagainya (Murbandono, 2002). Pupuk
organik merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik yang
didegradasikan secara organik. Sumber bahan baku organik ini dapat diperoleh
dari bermacam-macam sumber, seperti : kotoran ternak, sampah rumah tangga
non sintetis, limbah-limbah makanan/minuman, dan lain-lain. Biasanya untuk
membuat pupuk organik ini, ditambahkan larutan mikroorganisme yang
membantu mempercepat proses pendegradasian (Prihandarini, 2004)
Di Desa Marga Dauhpuri, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, hasil
observasi langsung di lapangan ditemukan banyak limbah peternakan seperti
kotoran ternak sapi dan babi. Rata-rata masyarakat di wilayah ini memelihara 2
ekor babi dan seekor sapi, dan beberapa peternak memelihara sapi sampai 18 ekor
(metode sapi kereman). Jumlah kepala keluarga (KK) di wilayah ini hampir 400
KK, sehingga jumlah limbah ternak sapi dan babi cukup banyak. Sebagian dari
limbah tersebut diangkut ke areal perkebunan (kebun) dan sebagian lagi terutama
kotoran babi dibuang ketempat yang lebih rendah ( lembah dan sungai kecil). Hal
ini menimbulkan masalah bagi masyarakat di bagian yang lebih rendah lokasinya.
Masalah yang ditimbulkan berupa pencemaran lingkungan ( tanah, air dan udara).
Sementara itu pengetahuan petani sangat kurang dalam mengolah limbah kotoran
ternak (sapi dan babi), sehingga kotoran tersebut dibuang dan mencemari
lingkungan disekitarnya. Dalam upaya menanggulangi limbah di atas
dilakukanlah pengolahan kotoran sapi dan babi menjadi pupuk organik (kompos).
Pengomposan adalah proses penguraian senyawa-senyawa yang terkandung dalam
sisa bahan organik (seperti jerami, daun-daun, dan lain-lain) dengan suatu
perlakukan khusus (Budi Santoso, 1998)
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilaksanakan pelatihan pembuatan pupuk
organik berbasiskan kotoran sapi dan babi. Adapun tujuan kegiatan ini adalah
menjadikan petani /peternak sapi dan babi di Desa Marga Dauhpuri, Kecamatan
Marga, Kabupaten Tabanan terampil dan mampu membuat pupuk organik yang
bermutu.
METODE PEMECAHAN MASALAH
Metode yang digunakan dalam memecahkan masalah di atas adalah dengan
melalui beberapa cara yaitu : 1) penyuluhan kepada masyarakat terutama
kelompok ternak Sari Buana tentang : a) pencemaran lingkungan oleh limbah
kotoran sapi dan babi, b ) memperkenalkan cara-cara penanganan limbah kotoran
sapi dan babi; dan 2) Pelatihan anggota kelompok ternak dalam pembuatan pupuk
organik (kompos) dari limbah kotoran sapi dan babi secara cepat dan berkualitas.
Dalam penyuluhan dilakukan secara tutorial dan diskusi dengan anggota
kelompok tani ternak. Selanjutnya pada pelatihan pembuatan pupuk dilaksanakan
secara praktek langsung teknik pembuatan pupuk organik (kompos).
Praktek cara membuat pupuk organik.
Bahan baku utama yang digunakan adalah limbah ternak sapi dan babi, berupa
kotoran babi dan sapi yang bercampur dengan sisa makanannya dan bercampur
dengan air kencingnya. Bahan baku ini disediakan lebih kurang masing-masing 10
karung (beratnya 30 kg/karung). Bahan tambahan (substituen) adalah urea, SP-36,
abu, serbuk kayu, kalsit. Starter digunakan EM4 (efective microorganism).
Peralatan yang diperlukan antara lain : bak (kotak kayu ukuran 1x1x1 m) 3 buah,
sekop, ember, ayakan, termometer, karung/kampil, timbangan, kantong plastik,
dan lain-lain.
Langkah-langkah pembuatan pupuk organik dilakukan dengan tiga tahap sebagai
berikut :
Tahap I
Bahan kotoran ternak disiapkan dengan kelembaban sekitar 60 %. Bila bahan
terlalu becek atau kelembaban lebih dari 60 % maka kotoran ternak didiamkan
beberapa waktu hingga mencapai kelembaban yang diinginkan. Bila kotoran
ternak terlalu kering, maka perlu disiram dengan air agar mencapai kelembaban
60 %. Setelah kotoran ternak kelembaban mencapai 60 %, selanjutnya ditambah
dengan serbuk gergaji, starter, urea, dan SP-36, lalu dicampur hingga rata.
Diamkan bahan ini selama 1 minggu.
Tahap II
Bahan pada tahap I dibalik dengan cara dipindahkan ke bak yang lain. Pada saat
pembalikan ini, dilakukan penambahan abu dan kalsit. Proses yang berlangsung
sekitar 3 minggu ini perlu dijaga kelembabanya dan suhunya dengan cara
pembalikan.
Tahap III
Pada tahap yang terakhir ini, bahan kompos akan mengalami penstabilan, yaitu
suhu mulai turun ke suhu normal dan bahan sudah berbentuk remah. Kondisi ini
menandakan bahwa bahan kompos telah menjadi kompos (pupuk organik),
sehingga siap digunakan. Selanjutnya dilakukan penyaringan dan pengemasan
agar dapat disimpan atau diangkut ketempat lain.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik yang Berkualitas dari Limbah
Peternakan Sapi dan Babi telah dilaksanakan di Banjar Kelaci Desa Marga Dauh
Puri, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan , pada bulan Juli sampai Bulan
September 2008. Didalam kegiatan tersebut terlibat 12 anggota kelompok tani
ternak sari Buana, dan 4 orang penyuluh dan pelatih dan 1 orang dari aparat
Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana. Kegiatan tersebut
meliputi : 1) penyuluhan tentang pentingnya lingkungannya yang bersih,
penanganan limbah terutama dari peternakan sapi dan babi yang berupa kotoran
sapi dan babi, serta cara-cara pembuatan pupuk organik yang cepat dan
berkualitas, 2) Pelatihan dan praktek langsung tentang pembuatan pupuk organik
yang berbasiskan limbah kotoran sapi dan babi.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat menghasilkan beberapa hal
yaitu : 1) dapat meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya kelompok tani
ternak Sari Buana tentang :a) limbah ternak berupa kotoran sapi maupun babi
dapat diolah menjadi bahan yang bernilai ekonomis agar tidak mencermari
lingkungan, b) Kotoran sapi dan babi dapat diolah menjadi pupuk organik
(kompos) yang berguna untuk tanaman; 2) Dapat meningkatkan ketrampilan
masyarakat dalam membuat pupuk organik (kompos) yang berkualitas dari
kotoran sapi dan babi, 3) Dihasilkannya kompos yang bermutu dengan ciri : warna
coklat kehitaman, struktur gembur, berbutir halus, tidak berbau dan kandungan
unsur hara yakni: C-organik, N-total, P-tersedi, K-tersedia, C/N yang kandungannya
masing-masing disajikan pada Tebl 1. Kondisi kompos yang dihasilkan sudah
sesuai dengan kriteria kompos yang bermutu menurut Isroi (2008) yakni kompos
yang memiliki ciri-ciri : Berwarna coklat tua hingga hitam mirip dengan warna
tanah, tidak larut dalam air, meski sebagian kompos dapat membentuk suspensi,
nisbah C/N sebesar 10 – 20, tergantung dari bahan baku dan derajat
humifikasinya, berefek baik jika diaplikasikan pada tanah, suhunya kurang lebih

sama dengan suhu lingkungan, dan tidak berbau.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat diambil
beberapa simpulan sebagai berikut : terjadi peningkatan kesadaran masyarakat
tentang pencemaran lingkungan oleh limbah peternakan sapi dan babi,
meningkatnya keterampilan masyarakat petani/peternak dalam mengolah limbah
kotoran sapi dan babi menjadi pupuk organik (kompos) yang berkualitas dan telah
dihasilkan pupuk kompos berkualitas dari kotoran sapi dan babi.
Saran
Dalam upaya meningkatkan pendapatan petani/peternak, sebaiknya kegiatan
pengabdian masyarakat ini dilanjutkan dengan teknik pengemasan dan pemasaran
serta jalur pemasaran dari produk pupuk kompos tersebut. Disamping itu limbah
kotoran dapat diolah menjadi produk lain yang lebih bernilai ekonomis seperti
pelatihan pembuatan pelet makanan ikan dari kotoran sapi.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Rektor dan Ketua Lembaga Pengabdian
kepada Masyarakat Universitas Udayana atas dukungan dana sehingga kegiatan
pengabdian ini dapat terselenggara. Kepada Kelompok Ternak Sari Buana Desa
Marga Dauhpuri, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan atas partisipasinya, serta
semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini penulis mengucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Santoso, H. 1998. Pupuk Kompos. Penerbit Kanisius. Jakarta.
Isroi. 2008. KOMPOS. Makalah. Balai Penelitian Bioteknologi
Perkebunan Indonesia, Bogor
Murbandono ,HS. L. 2002. Membuat Kompos.Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.
Prihandarini, Ririen. 2004. Manajemen Sampah, Daur Ulang Sampah Menjadi
Pupuk Organik. Penerbit PerPod. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar